December 14, 2012


Versi materi oleh Eni A dan Tri H


Bagaimanakah bentuk zona interaksi desa dan kota? Apakah faktor yang menyebabkan interaksi wilayah desa dan kota? Apakah pengaruh interaksi tersebut?  Coba ikuti pemaparannya sebagai berikut Wilayah desa dan wilayah kota tidak statis. Artinya, kedua wilayah ini mengalami perkembangan dan saling berinteraksi. Interaksi desa dan kota dipengaruhi oleh banyak faktor. Interaksi desa dan kota membentuk zona interaksi.




Faktor yang Memengaruhi Interaksi Wilayah Desa dan Kota

Kontak atau hubungan dua wilayah atau lebih dapat menghasilkan kenampakan baru. Interaksi desa dan kota dapat dilihat sebagai proses sosial, proses ekonomi, proses budaya, dan proses politik yang dapat memberi pengaruh bagi kedua wilayah. Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan dengan kontak langsung melalui berita yang didengar atau media massa.


Menurut Ullman, ada tiga unsur yang memengaruhi interaksi keruangan, yaitu:

a. Adanya Komplementaritas (saling melengkapi)
Suatu daerah tidak dapat mencukupi kebutuhannya sendiri sehingga memerlukan interaksi dengan daerah lain. Adanya permintaan dan penawaran suatu komoditas akan mendorong terciptanya hubungan saling melengkapi berbagai kebutuhan dari kelompok manusia maupun daerah yang berbeda.

b. Adanya Transferabilitas
Proses perpindahan manusia dan barang memerlukan biaya dan waktu. Jika transferabilitas mudah, maka arus komoditas akan semakin besar.

c. Adanya Intervening Opportunity
Peristiwa-peristiwa yang tidak terduga, seperti bencana alam, wabah penyakit, dan peristiwa lainnya dapat mengganggu gerak migrasi, transportasi, dan komunikasi. Hal itu menyebabkan manusia harus mengubah rencana awalnya dan mengganti dengan rencana baru.


Interaksi antara wilayah desa dan kota dapat terjadi karena berbagai faktor. Misalnya, peningkatan pengetahuan penduduk desa, perluasan jaringan jalan antara desa dan kota, pengaruh budaya kota terhadap desa, dan kebutuhan timbal balik antara desa dan kota. Faktorfaktor tersebut memacu interaksi desa-kota secara bertahap dan efektif.

Kemajuan bidang transportasi menyebabkan ketertutupan desa berangsur-angsur berkurang. Kehidupan kota telah memberi banyak pengaruh terhadap desa-desa di pinggiran kota. Salah satu pengaruhnya adalah persentase penduduk desa yang bertani berkurang dan beralih pekerjaan pada bidang nonagraris. Wilayah desa yang terletak di pinggiran kota dikenal dengan ”rural urban areas”.

Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana transportasi dapat mengurangi perpindahan penduduk desa ke kota. Penduduk desa dapat bekerja di kota dengan menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi tanpa harus menetap di kota. Mereka sebagai penglaju yang bekerja di kota dan kembali ke desa setiap hari.

Di bidang pendidikan, gedung-gedung sekolah dibangun di desadesa yang terletak jauh dari kota. Para guru dapat datang dari kota kecamatan, kabupaten, dan kota besar untuk mengajar. Perdagangan hasil pertanian dan kerajinan antardesa-kota dapat berjalan lancar. Penduduk kota dapat membeli sayur-sayuran dan buah-buahan yang masih segar dari desa.

Pasar-pasar kecil bermunculan di wilayah pinggiran kota (rural-urban). Wilayah pinggiran kota makin lama berkembang dan berubah fungsi, yaitu desa dagang (trade/merchandesing village). Hasil-hasil bumi dari desa dan hasil industri dari kota diperdagangkan di daerah rural-urban ini.

Jumlah penduduk dan jaringan lalu lintas yang bertambah di daerah ini mempercepat pembentukan kota kecil baru. Jadi, perkembangan desa tidak hanya tergantung pada petani desa, tetapi dapat juga tergantung pada suatu lokasi yang menguntungkan.

0 komentar:

Post a Comment